seorang jemaah kepada gurunya. Sang guru berdehem. Ia bukannya gak mau
jawab, tapi pertanyaan ini sudah berulang kali ia terima dari jemaah
pengajian seputar masalah yang tidak jauh berbeda, yakni tentang kapan
Allah mengijabah doa.
Rasanya sudah banyak jawaban yang pernah diutarakan oleh sang ustadz,
namun kali ini ia harus mencari cara lain untuk bisa membuat jemaah ini
mengerti, paham dan selalu husnuzhon kepada Allah Swt.
"Memang
sering kita berdoa kepada Allah, namun sepertinya Allah Swt belum juga
memenuhi hajat kita" jelas sang ustadz membuka jawaban.
"Namun
ketahuilah bahwa banyak orang meminta harta yang banyak kepada Allah
Swt dalam doanya. Ada juga yang minta agar naik jabatan. Ada pula yang
berdoa agar diberikan jodoh yang cantik, sholihah, dan lain sebagainya.
Belum lagi permintaan ini dan itu sepuas hati mereka! Tidak sedikit
manusia yang berdoa kepada Allah Swt dengan nafsu syahwat mereka...
Segala hal terbaik ingin mereka minta, sebab ia percaya bahwa Allah
Sang Pemberi Anugerah akan sangat mudah mengabulkan permintaan
mereka.... Namun sayang mereka maunya menang sendiri. Selalu minta,
namun jarang memberi! Minta yang manis, tidak mau yang pahit! Padahal
mereka belum mengerti bahwa kalau saja Allah Swt memberi apa yang
mereka inginkan, belum tentu hal itu membawa kebaikan untuk mereka...."
jelas pak ustadz.
dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu,
padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak
mengetahui. (QS. 2:216)
Itulah sifat manusia yang mengira bahwa
mereka suka berdoa untuk diberikan anugerah apa yang mereka kira baik,
padahal Allah Swt mengijabah doa mereka dengan tidak mengabulkan
permintaannya!
Coba anda bayangkan, apabila setiap makhluk Allah
Swt ciptakan semuanya kaya raya seperti yang mereka inginkan, apa
jadinya dunia ini?!
Betapa banyak manusia yang ingin mendapatkan
jabatan. Ia mengira bahwa bila ia menjabat ia akan banyak melakukan
kebaikan, namun begitu diberikan rupanya ia tidak siap menerimanya
sehingga jabatan bukan lagi sebagai anugerah, namun menjadi musibah.
Maka
makna yang terpenting yang harus menjadi pelajaran bagi kita adalah
bagaimana kita bisa senantiasa menyetel hati & pikiran kita untuk
senantiasa ridha atas keputusan Allah Swt.
Mau Allah Swt buat
hidup kita lapang atau sempit, kita selalu berucap hamdalah. Mau Dia
Swt bikin hidup kita senang or susah, gak ada masalah. Atau Allah Swt
angkat derajat kita kemudian ia jatuhkanpun juga gak apa-apa. Yang
penting asal Allah Swt ridho kepada kita, maka kita pun juga akan
selalu ridha kepada-Nya.
0 komentar on Suka Malu Sendiri Atas Doa Yang Kita Panjatkan :
Post a Comment and Don't Spam!
Sampaikan keluhan ,saran,atau pendapat tentang posting ini..